Ulasan yang aku copy paste dari situ kapanlagi.com:
Pi Patel (Suraj Sharma) adalah remaja yang tinggal di Pondicherry, India. Karena pergolakan politik saat itu, sang ayah, Santosh Patel (Adil Hussain), memutuskan membawa keluarga kecilnya tersebut pindah ke Kanada.
Dengan
memboyong seluruh penghuni yang mengisi kebun binatang mereka, keluarga
Patel menumpang pada kapal barang milik Jepang. Namun sebelum mencapai
Kanada, kapal tersebut karam akibat terjangan badai. Hingga hanya
menyisakan Pi yang harus bertahan hidup bersama harimau Bengali bernama
Richard Parker dalam sebuah sekoci.
LIFE OF PI
adalah film yang luar biasa. Begitu keluar dari bioskop, kita tidak
hanya akan merasa sudah diberi hiburan visual. Namun juga diberi hiburan
untuk hati. Ang Lee, sutradara kelas Oscar asal Taiwan, berhasil menyajikan film yang diadaptasi berdasar novel Yann Martel ini dengan segenap perasaan. Sehingga penonton pun bisa turut merasakan guratan perasaannya.
Lihat
saja paparan demi paparan dalam 127 menit durasinya. Kita, sebagai
penonton, seolah diajak merenung tentang makna sebuah kehidupan. Tentang
makna Tuhan yang kita sembah dan tentang banyak makna lagi yang bisa
kalian tafsirkan sendiri. Tak heran batin kita akan dibuat bergolak
hebat ikut merasakan betapa Tuhan tak pernah meninggalkan kita dalam
setiap jengkal langkah. Malah, kitalah yang sering lalai
meninggalkannya. Bukan begitu?
In my opinion, menonton LIFE OF PI
serasa melakukan perjalanan spiritual. Keluar dari bioskop kalian akan
'membawa' sesuatu. Hal itulah yang mahal dan jarang terjadi.
Masih
terekam ekspresi marah Orange Juice, orangutan yang sempat menemani Pi,
saat pemuda itu diserang hyena di atas sekoci. Masih terekam saat mata
sendu Richard Parker menatap Pi meminta pertolongan. Hingga ketika Richard Parker meninggalkan Pi sendirian, saya seperti ditampar. Coba bayangkan ketika kamu dengan susah payah menolong orang tapi tak pernah dihargai.
Kata
Pi, sejauh apapun kita melangkah, Tuhan akan selalu ada, jangan pernah
takut. Karena Tuhan memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita
mau.
Salut untuk kerja keras Ang Lee, untuk David Megee lewat olahan naskahnya, untuk Claudio Miranda lewat tata sinematografi yang memikat, untuk Mychael Danna untuk lagu-lagu yang menyejukan dan bersinergi dengan film serta Rhythm & Hues selaku visual effect company dan segenap tim produksi yang berhasil menghidupkan perjalanan Pi mengenal Tuhan lebih dekat dengan luar biasa.
Ternyata
tak hanya mata yang bisa menangis. Tapi juga hati saya. Salah satu film
luar biasa yang jangan sampai dilewatkan begitu saja.
========================================================================
Setelah membaca sinopsis ini,. aku ingin sekali nonton, apalagi ditemani sama sang pacar.. excite banged aku..
tapi kapan yaa....
0 komentar:
Post a Comment