Suatu saat,
seekor lipan (yang kakinya banyak) mengejar seekor laba-laba. Kemudian
laba-laba ini berhenti, menoleh sejenak, dan bertanya kepada si lipan, “Saya
kagum dengan kamu, Lipan! Bagaimana cara kamu mengkoordinasikan kaki yang
banyak itu?”
Lipan itu
menjawab, “Saya tidak tahu. Saya tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.”
Segera
setelah itu, laba-laba kembali berlari, dan lipan mencoba untuk mengejar,
tetapi kali ini ia tidak mampu karena ia tidak bisa membuat kakinya berjalan
dengan baik lagi.
Kenapa si
Lipan tidak berhasil mengejar si laba-laba.
Jawabnya
: Kekacauannya berpikir diakibatkan oleh pertanyaan si lipan sehingga
otaknya yang semula tidak terlalu memikirkan bagaimana kakinya melangkah
akhirnya menjadi terbebani dengan bagaimana mengatur kaki-kakinya yang
banyak agar tidak saling tersangkut serta ditambah kesibukannya
sendiri memikirkan mana yang kiri dan mana yang kanan, mana yang duluan
dan mana yang harus serentak.
Dari cerita
ini ada pesan yang ingin disampaikan yaitu "berpikir atau
analisa berlebih justru merugikan". Kondisi ini dikenal dengan istilah
analysis paralysis atau paralysis of analysis. Dalam kondisi ini,
justru keputusan apalagi tindakan/action tidak muncul. Sebuah keputusan memang
bisa dipikirkan secara detail dari berbagai sudut pandang, berbagai pilihan,
berbagai kemungkinan. Saat kita terus berusaha mencari solusi paling maksimal,
kadang yang terjadi adalah kondisi ini. Waktu dan energi kita akan habis
terkuras untuk memikirkan putusan mana yang akan diambil dengan alternatif yang
sedemikian banyaknya.
Memang sulit
untuk menentukan apakah kita sudah melakukan analisa berlebihan atau belum.
Langkah yang bisa dilakukan adalah memilah analisa menjadi 2 atau 3
kategori (short term atau smaller scope, longer term atau larger
scope). Lakukan analisa terbatas secara cepat untuk kemudian
beralih menentukan solusi cepat. Sambil, pada saat bersamaan jika
memungkinkan bisa saja melakukan analisa yang lebih komprehensif. Cara ini
memang akan lebih menghabiskan energi dan waktu, tapi setidaknya bisa mengambil
manfaat dan menghindari resiko dari analisa terlalu minim dan analisa
berlebihan.
Tindakan Tegas lebih Penting daripada
Analisis-Paralisis
Sebuah perusahaan
maupun organisasi apapun, baik bisnis, sosial atau politik bertujuan untuk mendapatkan
hasil. Hasil yang diinginkan disebut sebagai “KEUNTUNGAN”.
Keuntungan yang bersifat nyata atau imateri adalah syarat berdirinya sebuah
Organisasi. Tentu untuk mendapatkan sebuah keuntungan perlu dijalankan
namanya "Perencanaan Strategi dan Pelaksanaan Strategi".
"Strategic Planning dan Operational Planning"
saling berbagi peran untuk mencapai Visi Misi Perusahaan (Organisasi) pada kisaran
30:70. Hal ini sangat tampak bahwa Pencapaian Hasil dari Operational
Planning memiliki Tingkat Dominasi lebih dibandingkan Strategic
Planning.
Secara tidak
langsung, para petinggi perusahaan (pemegang saham/pemodal) atau top
manajemen akan selalu berkata “Putuskan apa yang akan dilakukan dan Lakukan
hal itu Sekarang juga”. Just Do It.
Sebab banyak perusahaan yang memelihara para pembual yang berbau “Omong
Kosong” dan tentu saja sudah jelas bahwa “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”.
Membangun
organisasi yang "Sustain" memerlukan sebuah "Tindakan
Tegas" dan tidak mengedepankan Analisa yang Bertele-tele (Analisis
Paralisis). Tindakan Tegas akan membawa kemenangan dibandingkan orang
yang ragu-ragu. Sudah terlalu banyak orang yang memiliki kemampuan
analisa yang njelimet, opini, pendapat dan segudang argumen, namun masih langka
orang yang memiliki ketegasan mengambil keputusan.
Berikut
beberapa cara dari seorang pakar kepemimpinan yang dapat dilakukan
dan kembangkan untuk membangun Iklim
Ketegasan dalam berbagai Tindakan, yaitu :
1.
Jadikan Pengambilan Keputusan
sebagai suatu Kebiasaan.
Pada awalnya mungkin keputusan yang diambil adalah
buruk, namun dengan semakin sering berlatih maka Anda akan mahir dalam
Pengambilan Keputusan yang Tepat. Lebih baik Anda benar hanya 51% dari
semua Keputusan yang diambil dibandingkan tidak dapat memutuskan apa-apa yang
harus dilakukan.
2.
Jangan Tolelir Pengambilan Keputusan
Terbalik.
Ketika Anda
memberikan kepada seseorang untuk melakukan sebuah Pengambilan Keputusan jangan
pernah menerima kembali pemecahan masalah ke pangkuan Anda. Ini bukan cara belajar yang efektif, justru
Anda tengah mematikan Potensi Pengembangan Diri seseorang. Berikan kepada
orang tersebut untuk menulis semua kemungkinan solusi yang ada di benaknya, urutkan
prioritasnya dan pilih satu. Maka Anda telah membantu dia untuk
Berkembang dan berhenti membuang waktu Anda.
3.
Tuliskan Keputusan yang akan diambil
secara Sederhana dan Jelas.
Kupas dengan jelas permasalahan yang ada dengan cara
sederhana, alokasikan waktu untuk menganalisa informasi dan tentukan pilihan
Anda sesuai Tenggat Waktu yang ada. Ini akan menghindari Anda dari
jebakan Analisis-Paralisis (analisa berlebihan), Kebimbangan dan Penundaan.
4.
Temukan Informasi Terbaik dalam
Batas Waktu Anda.
Jika Anda menunggu informasi yang paling tepat, tentu
akan menunggu selamanya, jangan pernah menunggu keadaan sempurna. Segera
tetapkan keputusan Anda dari informasi terbaik yang ada.
5.
Pertimbangkan sebanyak mungkin
Alternatif.
Buat sebanyak mungkin solusi yang Anda bisa dan
berikan masing-masing poin 1 sampai 10 untuk skala prioritas. Anda tidak
mungkin memiliki Solusi Optimal jika Anda tidak pernah memilikinya. Dalam dunia
nyata akan ada sekurang-kurangnya beberapa pilihan yang baik dan Anda dapat
memilih satu diantaranya.
6.
Gunakan Pendekatan Keseimbangan
dalam Pertimbangan beberapa Alternatif.
Ketika cukup banyak alternatif yang Anda punya, maka
lakukan analisa secara seimbang, dengan melihat kelebihan satu dan
lainnya. Lihat sisi Positif dan Negatif dari masing-masing Solusi
Alternatif dan segera tetapkan pilihan Anda. Hal ini pula yang dilakukan Benjamin
Franklin dalam mengungkapkan sebuah ide dua ratus tahun lalu dan masih
berlaku sampai saat ini.
7.
Ambil Tindakan dan Hargai Orang yang
melakukannya.
Melihat adalah satu hal dan melihat apa yang Anda
lihat adalah perkara lain. Mengerti sesuatu juga satu hal dan belajar
dari yang Anda mengerti adalah perkara lain. Dan Bertindak dengan apa
yang Anda pelajari adalah Hal Terpenting dalam sebuah Strategi Manajemen dan
Kepemimpinan.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi
siapapun yang merasa dirinya pemimpin ataupun pimpinan.
0 komentar:
Post a Comment