Thursday 10 April 2008

pErenuNgan

BibiR di kuLuM
pakE tongkaT tUa
aSSalamu’aLaikuM
sEmUa…

Masalah selalu mengiringi dalam semua kehidupan insan. Akhir-akhir ini masalah kerap kali muncul dalam kehidupan umat Islam. Salah satunya kehadiran film FITNA rilisan sosok bule salah satu anggota parlemen Belanda yang konon kabarnya dia tidak pernah percya adanya agama Islam. Banyak kontra yang melingkunginya. Ada seorang teman se-komunitas yang memiliki tubuh tinggi besar, bermata empat, yang pernah mengatakan bahwa tontonan seperti itu tidak ada pengaruhnya, karena iman seseorang bukan didasarkan pada opini orang lain tetapi kebenaran yang dia temukan dalam suatu agama. Benar juga pernyataannya, mengapa harus ditanggapi, enjoy aza lagie…!!

Ketidakpercayaan selalu menghantui di dalam benak manusia. Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya kepada orang lain?? Bagaimana caranya agar selalu berpikiran positif kepada orang lain?? Dan bagaimana pula agar selalu yakin sesuatu yang telah dikerjakan yakni mempercayakan sesuatu kepada orang lain itu benar??

Beberapa teman se-komunitas pernah mengomentari dengan jawaban yang mereka miliki dari semua pertanyaan itu. Teman berbadan tinggi 170an dan dibesarkan di kota rambutan ini mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan semua itu telah menunjukkan adanya langkah untuk percaya kepada orang lain, tetapi yang jelas kepada siapapun kita harus berhati-hati dan selalu postive thinking serta menghargai orang lain dengan santun.

Berbeda dengan teman yang memiliki sosok seorang bijaksana, dewasa, dan terlahir di kota khas jajanan pasar onde-onde ini yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi khalifah, bukan untuk memusuhi kehidupan melainkan menjadi penerang kehidupan. Itulah landasan teologisnya. Pikiran positif dilahirkan dari cara kita memandang kehidupan. Kesadaran menjadi khalifah adalah hal yang mendasar bagaimana kita menghadapi kehidupan.

Lain halnya teman yang imut aliaz item mutlak (hehe.. just kiding) and ahli ilmu syariah ini bahwa memberi kepercayaan tidak bisa sembarang percaya, kita butuh mengenal lebih jauh orang yang akan kita percaya. Kita bisa mengenal orang yang kita percaya dari kesehariannya, tingkah lakunya, cara bicaranya. Cara mencari tahu harus kepada orang yang dekat padanya, tapi jangan sampai seolah kita cari tahu tentang kepribadiannya. Perlu diketahui bahwa jangan pernah menilai seseorang dari luarnya saja, karena kita akan tahu keaslian seseorang ketika kita benar-benar akrab dengannya.

*;%*;%*
*%*%*
)i(
( )
akU beRtaNya
saMbiL makaN naSi
ataS pERhatiannYa
akU ucapKaN tERiMa kaSiH

Share: