Saturday 25 April 2009

Buah Manis dari Kekalahan dan Kegagalan

Hikmah Kekalahan dan Kegagalan

Manusia seringkali menggantungkan diri pada suatu usaha serta mengukur kebaikan dengan nafsu dan kepentingan tersebut. Akibatnya, kalau keinginan manusia atau harapannya tidak tercapai dia jatuh dan stress. Hanya bisa meratapi dan bahkan menyalahkan nasibnya. Kalau sudah begitu maka tidak jarang orang yang jatuh dalam keputusasaan. Sebab dia mengira keinginannya, harapannya dan yang dianggapnya baik itulah yang paling baik, paling ideal dan sesuai dengan dirinya.

Ini adalah sikap yang keliru. Ayo kita tanamkan keyakinan dan kesadaran bahwa Allah SWT adalah Maha Rahman dan Rahim (Maha Pengasih dan Penyayang). Dengan keadaran seperti ini, kita akan senantiasa berbaik sangka kepada Allah SWT. Kalau Allah SWT memberikan ujian, cobaan atau tidak mengabulkan keinginan kita, bisa jadi itu merupakan bagian dari scenario rahmat-Nya Allah SWT.

Salah satu contoh kasusnya adalah kekalahan dalam pilkada atau pemilu. Untuk pihak yang kalah seyogyanya bersikap bijak, jangan sampai gara-gara kalah lalu melakukan tuntutan kesana kemari, stress hingga sakit jiwa. Owh..owh..owh..bagi yang kalah cobalah untuk bisa merenung.

Seringkali manusia mengalami hal-hal buruk dan kegagalan. Dan seringkali pula manusia berprasangka buruk kepada Allah atas apa yang manusia alami. Dan tak jarang malah menyikapi hal-hal buruk tersebut dengan sikap yang keliru. Ada yang uring-uringan, menyalahkan sana-sini, putus asa, bahkan ada yang bunuh diri. Padahal setiap ujian atau cobaan termasuk kegagalan itu pasti ada hikmah dan manfaatnya. Tetapi mata hati selalu tertutup dengan nafsu dan emosi. Oleh karena itu kita harus belajar menerima hal-hal buruk dengan pikiran jernih dan hati yang bersih. Allah SWT berfirman “Bisa jadi kalian membenci sesuatu paahal Allah menjadikan di dalamnya kebaikan yang banyak”(QS. An-Nisa: 12). Dalam ayat yang lain Allah berfirman “Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik untukmu. Dan bisa jadi kamu mencintai sesuatu padahal itu buruk untukmu” (QS. Al-Baqarah: 216).

Jadi kita harus berusaha bersikap arif dan bijak. Bisa jadi sesuatu yang kita anggap paling baik untuk kita, paling sesuai dengan keinginan dan hitungan akal kita, ternyata sebenarnya buruk untuk kita. Dan kita perlu sabar untuk mengetahui hikmah di balik cobaan dan kegagalan itu. Sebab, tak jarang baru kita rasakan setelah sekian lama. Ada yang satu tahun, sepuluh tahun, bahkan setelah meninggal baru merasakan hikmahnya. Sebagaimana kisah orang-orang di surga yang terkejut mendapat banyak pahala padahal ia merasa tidak melakukan kebaikan itu. Ternyata pahala dan keutamaan itu sebagai simpanan dari doa-doanya yang tidak dikabulkan di dunia. Bukankah kita sering berprasangka buruk dan mempertanyakan mengapa doa kita belum terkabulkan. Jangan sampai berprasangka buruk kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian mati kecuali ia berbaik sangka kepada Allah”(HR. Imam Muslim)

Renungkanlah:

Kita sering inginkan kesenangan, dijauhkan dari kesenangan. Allah lebih tahu kesusahan itu mengajari kita akan arti kehidupan.

Share:

0 komentar:

Post a Comment