Saturday 25 January 2014

1 Kesulitan VS 2 Kemudahan

Allah swt berfirman di dalam Q.S Al Insyirah 94 : 5 – 6 yang berbunyi sebagai berikut

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا [٩٤:٥]إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا [٩٤:٦]
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,--- sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 

Para sahabat semuanya terjemahan srt Al Insyirah dari ayat 1 – 4 itu merupakan gambaran kehidupan  Nabi saw untuk dijadikan contoh oleh kita semua, agar kita bisa mengerti bahwa kalau kita selalu dekat dengan Allah swt, maka Allah swt pun akan lebih dekat dengan kita. Apabila kita selalu mengingat Allah, maka Allah pun akan selalu mengingat kita. Kalau kita selalu memuji dan mengagungkan Allah, maka Allah pun akan memuliakan kita. Apabila Allah sudah dekat dengan diri kita maka Dia akan memberikan rezki secara tiba-tiba kepada kita yang datang tidak tahu dari arah mana maksudnya tidak akan terjangkau oleh fikiran kita.

Sekarang mari kita perhatikan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah swt yaitu Dia memasukkan malam kepada siang dan memasukkan siang kepada malam, Dia yang menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup. Di dalam kehidupan pun sama tidak selamanya kita akan hidup susah, suatu saat kita akan hidup bahagia. Dan tidak selamanya kita hidup bahagia, suatu saat kita akan hidup sengsara. Oleh karena itu jangan mengeluh saja tentang kehidupan , kita harus yakin bahwa suatu saat akan berubah , tidak akan seperti itu terus, akan tetapi ada syaratnya yaitu kita selalu tetap berusaha, berikhtiar. Masalah rezki serahkan kepada Allah swt ,karena Dia lah yang menentukan besar kecilnya rezki yang kita dapat.
Oleh karena itu Allah swt menjelaskan dengan sebenarnya sampai kalimat itu diulang dua kali menandakan bahwa kita semua harus bisa memahami kenapa harus diulang dua kali, padahal satu kali pun sudah bisa dipahami yaitu “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahandan ini pun bisa dibalik di dalam kehidupan ini janganlah kecil hati, janganlahkita putus asa karena sesungguhnya sesudah kemudahan itu ada kesulitan  artinya kita jangan lengah enak saja menikmati berbagai macam kemudahan, karena suatu saat kita akan menghadapi kesulitan.

Apabila kita menjumpai suatu kesulitan, lalu kesulitan itu kita hadapi dengan tekad  yang sungguh-sungguh, selalu berusaha dengan sekuat tenaga dengan mencurahkan akal fikiran kita semaksimal mungkin untuk melepaskan diri dari kesulitan tersebut dengan tekun ,dibarengi dengan kesabaran, dan tidak mengeluh atas keterlambatan datangnya kemudahan, maka kemudahan itu pasti akan tiba. Akan tetapi apabila hal tersebut dihadapinya dengan sikap sebaliknya maka ketemunya adalah sumpah serapah, mengumbar omongan kesana kemari, selalu marah-marah, selalu menyalahkan orang lain atau terjadinya hal itu karena perbuatan orang lain yang sentiment, yang akhirnya putus asa
 
========================================================================
 
Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat. Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. An Nasyr: 5) Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. An Nasyr: 6)
Mengenai ayat di atas, ada beberapa faedah yang bisa kita ambil:
Pertama: Di balik satu kesulitan, ada dua kemudahan
Kata al usr (kesulitan) yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim marifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, Jika isim marifahdiulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim marifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ahdiyah. Intinya, al usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al usr (kesulitan) pada ayat kedua.
Sedangkan kata yusro (kemudahan) dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama. Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang.[1] Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.
Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar[2]. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.
Note: Mungkin sebagian orang yang belum pernah mempelajari bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah keunggulan orang yang paham bahasa Arab, dalam memahami ayat akan berbeda dengan orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan ilmu alat ini. Di antara manfaatnya, seseorang akan memahami Al Quran lebih mudah dan pemahamannya pun begitu berbeda dengan orang yang tidak paham bahasa Arab. Semoga Allah memberi kemudahan.
Kedua: Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sadi mengatakan, Kata al usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.[3] Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm), yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.
Ketiga: Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat
Dalam ayat di atas, digunakan kata maa, yang asalnya bermakna bersama. Artinya, kemudahan akan selalu menyertai kesulitan. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun. Allah Ta’ala berfirman,

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. Ath Tholaq: 7)
Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.[5] Ibnu Katsir mengatakan, Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.[6] Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

Bersama kesulitan, ada kemudahan.[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?
Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat
Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (QS. Ath Tholaq: 3).[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkallah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Begitu nikmat setiap hari dapat menggali faedah dari sebuah ayat. Semoga hati ini tidak lalai dari mengingat-Nya.
 
====================================================================
 
Bersumber dari beberapa referensi, aku muat bukan hanya sebagai isian blog namun sebagai introspeksi diriku akan semua yang terjadi selama ini.
Saat ini, hanya penyesalan "kok begini kug begitu, harusnya aku keak gini,, bla,bla,bla". Saling menyalahkan, trauma melihat TKP dimana barang tersebut terakhir diletakkan.. Huwaaa... hal semacam rasa bersalah terhadap orang-orang yang telah memberikan kepercayaan, terasa langsung sirna. Bagaimana aku harus mengubah ketakutan ini menjadi waspada, bijaksana, siaga, dan keep smile. 
Dilihat dari sisi lain, apa yang kurang dari sikap dan perbuatanku di dunia selama ini? Apa ini bentuk peringatan? Pertanyaan ini menghantui hingga tidurpun tak nyenyak. Apa kurang shodaqoh ya?
Pada pemikiran lain, musibah ini berkaitan dengan harta. Harta itu sifatnya dunia. Harta bisa dicari. Alhamdulillah, Allah mengingatkan dalam bentuk lain. Bukan dalam bentuk sakit, tapi bentuk hilangnya sesuatu yang kita miliki dan terpakai dalam sehari-hari. 
 
Terima kasih Ya Allah.. 
Insya Allah, kejadian kemarin sore menjadi pelajaran bagi kami sekeluarga. 
 
===IKHLAS===
===IKHTIAR===

Share:

0 komentar:

Post a Comment