Saturday 15 August 2015

Membayar Hutang Silaturahmi

Jawa Minang, bersatunya budaya dan kehidupan bermula di tahun lalu 2014. Pernikahan yang diselenggarakan di Jawa cukup meriah dengan kehadiran anggota keluarga dari Pekanbaru tepatnya. Dan diselenggarakan pula pernikahan balasan atau istilah lainnya “ngunduh mantu” ke seberang pulau Jawa sana. Makin mengkhawatirkan kantong jika melihat antusias keluarga yang ingin menjadi perwakilan untuk ikut setor muka di acara pernikahan balasan tersebut. 7 orang yang akhirnya melaju dari Bandara Abd. Saleh menuju Bandara Sultan Syarif Kasim. Tarik nafas panjang ketika kami melihat harga tiket transportasi udara ini. Proses pencarian tiket pesawat termurah kami lakukan dengan searching situs maskapai langsung dan membandingkan dengan harga di situs airpaz. Alhasil harga terendah dari situ maskapai kami temukan juga di harga terendah di situs airpaz. Puas juga dapat harga itu.




Kali pertama kami menggunakan jasa transportasi udara yaitu maskapai Garuda. Cukup memuaskan juga layanannya. Hingga keluarga yang kami ajak terkesan dengan pengalaman itu. Saat itu kami booking pesawat dengan rute satu kali transit. Malang – Jakarta – Pekanbaru. Beda halnya dengan kembali ke Malang, kami menggunakan maskapai Lion Air dengan rute Pekanbaru – Jakarta – Malang.
Alhamdulillah penyelenggaraan ngunduh mantu berakhir lancar. Meskipun pada saat itu kami yang berasal dari Malang – Jawa Timur yang suhu lingkungannya cukup dingin sulit untuk beradaptasi dengan suhu kota Pekanbaru yang panasnya cukup menyengat. Hal inilah, membuat kami keluarga dari Malang tidak kunjung berhenti untuk meneguk air. Keceriaan belum berakhir. Usai acara, di hari berikutnya kami berkunjung wisata ke Bukittinggi. Dalam perjalanan, kami tidak melewatkan untuk momen berfoto ria. Melewati kelok sambilan dnegan bangunan baru yang berdiri tegak menjulang. 


 Dalam perjalanan, kami tak luput akan lelah. Sembari istirahat di kedai pinggir danau. Kami pun menyeruput minuman dan makanan kecil yang ditawarkan di kedai tersebut.

 
Perjalanan kami lanjutkan menuju Bukittinggi Sumatra Barat. Waah akhirnya sampai juga. Lumayan lapar juga, dan kamipun mampir ke salah satu warung yang pastinya menjajakan menu masakan padang. Penyajiannya berbeda dari warung padang yang pernah kami datangi di Jawa.

Perut kenyang, saatnya cuci mata. Tujuan kami adalah ke Jam Gadang. Tak lupa kami mengabadikan momen yang tak terlupakan ini. 


Depan alun-alun ini, ada sebuah pasar. Sering disebut dengan Pasar Ateh. Disini tempat wisatawan berbelanja. Ada yang jual kain, souvenir Sumbar, makanan khas yang cocok bua dijadikan oleh-oleh tuk kerabat saat kembali ke Malang nanti. 


Hari berikutnya kami jalan-jalan menuju tempat wisata Goa Jepang, tapi sebelumnya kami menyantap sarapan terlebih dahulu dengan makanan yang belum pernah kami rasakan sebelumnya yaitu pical sikai. Seperti gado-gado gitu. Pakai bumbu kacang, banyak sayurannya, dan ada lontong serta kerupuknya gag ketinggalan. Ngarai Sianok dan Goa Jepang, antusias kami bayar dengan menelusuri goanya. Serem juga jika masuk tanpa teman. 


Lanjut dengan destinasi berikutnya yaitu Benteng Fort De Kock dan Kebun Binatang Bukittinggi. Di dalamnya ada rumah gadangnya juga. Foto-foto lagi.




Berhubung waktu untuk berlibur sedikit, maka tujuan wisata terakhir adalah puncak Lawang. Puncak Lawang berdekatan dengan Danau Maninjau. Sebenarnya ada saudara dari suami yang bertempat tinggal disana. Ingin sekali berinap, tetapi sayang keadaan belum memungkinkan. Semoga ada hari lain yang bisa membayar hutang kami berkunjung kesana di lain waktu.


Selain berfoto dan beristirahat melihat pemandangan elok dan berangin sepoi-sepoi di Puncak Lawang, adek dan suami menyempatkan tuk menikmati dengan ikut wahana flying fox. Yuhuuu...



Benar-benar menikmati sekali liburan kali ini. Kalo dibilang liburan sih tidak juga. Karena ada hajat. Seperti yang ku bilang di awal, sambil menyelam minum air. Oleh-oleh pengalaman dan craft serta camilan khas pekanbaru dan bukittinggi menjadi momen tidak terlupakan. Apalagi perjalanannya menuju kesana. Karena saking baru pertama naik pesawat. 

Alhamdulillah, kami dianugerahi seorang puteri cantik berumur 6 bulan. Perkembangannya sungguh cepat. Dari tengkurap, ngesot mundur, hingga sekarang bisa maju meski masih seperti ulat gerakannya. Lucu sekali melihat tingkahnya. Turun tanah, menjadi budaya tersendiri oleh keluarga suami. Jikalau bisa, malah seharusnya turun tanah dilakukan disana, Rao daerah kelahiran kakek (ayah dari suami). Percaya tidak percaya, ada saja kemungkinan sakit jika tidak turun tanah disana. Kalau diambil sisi positifnya, anggap saja silaturahmi. Toh setahun yang lalu, kami belum sempat untuk bersilaturahmi ke keluarga besar suami. Bertemu dengan kakek nenek dan saudara dari suami di Pekanbaru, dan pergi bersama ke Rao dan tempat lainnya.


Share:

2 comments:

  1. Terimakasih atas partisipasinya dalam Lomba Menulis hadiah tiket pesawat gratis dari Airpaz.com

    Semoga menang. :)

    Airpaz Team

    ReplyDelete
  2. Semoga menang tiket pesawat gratis airpaz nya yahhh...

    ReplyDelete